A. Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan
(Inggris:
Entrepreneurship) atau Wirausaha adalah proses
mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi
tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam
menjalankan sesuatu Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha
baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian. Secara Etimologi Kewirausahaan berasal dari
kata wira dan usaha .Wira berarti pejuang, pahlawan,
manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha
adalah perbuatan amal, bekerja, dan berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah
pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu.
B. Sejarah kewirausahaan
Wirausaha
secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada
tahun 1755. Di luar negeri, istilah
kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir
abad 20. Beberapa istilah wirausaha
seperti di Belanda dikenadengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer.[] Pendidikan kewirausahaan
mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan
Kanada. Bahkan sejak 1970-an
banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil.Pada tahun 1980-an, hampir
500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan.DI Indonesia,
kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan
tinggi tertentu saja. ejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya
krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun
pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi
berkembang.
C. Ciri-ciri dan Sifat kewirausahaan
Untuk dapat mencapai tujuan
yang diharapkan, maka setiap orang memerlukan ciri-ciri dan juga memiliki
sifat-sifat dalam kewirausahaan. Ciri-ciri seorang wirausaha adalah:
·
Percaya diri
·
Berorientasikan tugas dan hasil
·
Berani mengambil risiko
·
Kepemimpinan
·
Keorisinilan
·
Berorientasi ke masa depan
·
Jujur dan tekun
Sifat-sifat seorang wirausaha adalah:
·
Memiliki sifat keyakinan,
kemandirian, individualitas, optimisme.
·
Selalu berusaha untuk berprestasi,
berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang
kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif.
·
Memiliki kemampuan mengambil
risiko dan suka pada tantangan.
·
Bertingkah laku sebagai pemimpin,
dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang
membangun.
·
Memiliki inovasi dan kreativitas
tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.
·
Memiliki persepsi dan cara pandang
yang berorientasi pada masa depan.
·
Memiliki keyakinan bahwa hidup itu
sama dengan kerja keras.
D. Tahap-tahap kewirausahaan
Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha:
a)
Tahap memulai
Tahap di
mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu
yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah
membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan ‘’franchising’’.Tahap ini juga memilih
jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri, atau
jasa.
b) Tahap melaksanakan usaha
Dalam tahap
ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait
dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan,
organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil risiko dan mengambil
keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.
c) Tahap mempertahankan usaha
Tahap di
mana wirausahawan
berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang
dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
d) Tahap mengembangkan usaha
Tahap di
mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan
atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang
mungkin diambil.
E. Sikap wirausaha
Dari daftar ciri dan sifat
watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi sikap seorang
wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut:
- Disiplin
Dalam
melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang
tinggi.[] Arti dari kata disiplin
itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya.[] Ketepatan yang dimaksud
bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem
kerja dan sebagainya.[] Ketepatan terhadap
waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan.[] Sifat sering menunda
pekerjaan dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat
seorang wirausahawan meraih keberhasilan.[] Kedisiplinan terhadap
komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan akan
komitmen tersebut.[] Wirausahawan harus taat
azas.[] Hal tersebut akan dapat
tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem
kerja yang telah ditetapkan.[] Ketaatan wirausahawan
akan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan
akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja.
- Komitmen Tinggi
Komitmen
adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik
terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.[] Dalam melaksanakan
kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas, terarah
dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan).[] Komitmen terhadap
dirinya sendiri dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan dan
target-target yang direncanakan dalam hidupnya.
Sedangkan
contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain terutama konsumennya adalah
pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang
sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi masalah konsumen,
dan sebagainya.Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya
terhadapkonsumen, akan memiliki nama baik di mata konsumen yang akhirnya
wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan dampak
pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan
yaitu memperoleh laba yang diharapkan.
- Jujur
Kejujuran merupakan landasan
moral yang kadang-kadang dilupakan oleh seorang wirausahawan.Kejujuran dalam berperilaku
bersifat kompleks.[]Kejujuran mengenai
karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai
promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan purnajual yang dijanjikan
dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk
yang dilakukan olehwirausahawan.
- Kreatif dan Inovatif
Untuk memenangkan persaingan,
maka seorang wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya
kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh
dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada
selama ini di pasar. Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi
oleh ruang, bentuk ataupun waktu. Justru seringkali ide-ide jenius
yangmemberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah
dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.
- Mandiri
Seseorang
dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan
baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalammengambil keputusan atau
bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan
dengan pihak lain. Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh
seorang wirausahawan.Pada prinsipnya seorang
wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya.
- Realistis
Seseorang
dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita sebagai
landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun
tindakan/ perbuatannya.Banyak seorang calon
wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan
hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis, obyektif dan rasional dalam
pengambilan keputusan bisnisnya.Karena itu dibutuhkan
kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan/ sumbang saran yang
ada keterkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintis.
F. Faktor Kegagalan Dalam Wirausaha
Menurut Zimmerer (dalam
Suryana, 2003 : 44-45) ada beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha
gagal dalam menjalankan usaha barunya:
- Tidak kompeten dalam manajerial.Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
- Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.
- Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan memelihara aliran kas menyebabkan operasional perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
- Gagal dalam perencanaan.Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
- Lokasi yang kurang memadai.Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
- Kurangnya pengawasan peralatan.Pengawasan erat berhubungan dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.
- Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha.Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal menjadi besar.
- Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.
G. Fasktor yang menjadi
penghambat perkembangan kewirausahaan di Indonesia,
Beberapa hal yang menjadi
penghambat perkembangan kewirausahaan di Indonesia, karena ada anggapan untuk
melakukan wirausaha diperlukan :
1. Modal
Masyarakat
kita menganggap bahwa modal itu hanya berupa finansial dan harus disediakan
dalam jumlah tertentu, bilamana tidak maka kita tidak dapat memulai wirausaha.
Padalah modal dapat berupa ketrampilan, pengetahuan teknis dan jaringan kerja,
dimana pada ahirnya dapat mendatangkan modal finansial. Memang betul bahwa
suatu kegiatan apapun harus menggunakan uang. Karena dengan uang kita dapat
melakukan mobilisasi sumber daya untuk menciptakan sesuatu yang dibutuhkan
masyarakat atau konsumen.
Dengan demikian suatu kegiatan kewirausahaan membutuhkan modal berupa uang. Banyak pemilik uang yang tidak dapat mengembangkan uang miliknya. Keinginan pemilik uang adalah agar uang yang dimiliki berkembang. Namun banyak pemilik uang tidak memiliki kemampuan mengembangkan uang miliknya. Pemilik uang biasanya mencari jalan agar uang miliknya berkembang melalui suatu bidang usaha yang dianggap fisibel. Suatu bidang yang dianggap fisibel biasanya dimiliki oleh seorang wirausahawan yang biasanya memiliki kreativitas dalam menghadapi suatu persoalan, dan menjadikannya suatu peluang usaha. Dengan demikian seorang wirausahawan dapat berparner dengan pemilik modal. Dimana masing-masing menggunakan perannya dan saling menguntungkan.
Dengan demikian suatu kegiatan kewirausahaan membutuhkan modal berupa uang. Banyak pemilik uang yang tidak dapat mengembangkan uang miliknya. Keinginan pemilik uang adalah agar uang yang dimiliki berkembang. Namun banyak pemilik uang tidak memiliki kemampuan mengembangkan uang miliknya. Pemilik uang biasanya mencari jalan agar uang miliknya berkembang melalui suatu bidang usaha yang dianggap fisibel. Suatu bidang yang dianggap fisibel biasanya dimiliki oleh seorang wirausahawan yang biasanya memiliki kreativitas dalam menghadapi suatu persoalan, dan menjadikannya suatu peluang usaha. Dengan demikian seorang wirausahawan dapat berparner dengan pemilik modal. Dimana masing-masing menggunakan perannya dan saling menguntungkan.
2. Keturunan
Seorang sering mengatakan bahwa saya tidak dapat menjadi wirausahawan karena bukan seorang keturunan wirausahawan. Pernyataan tersebut sebenarnya dia membatasi diri untuk berkembang. Wirausahawan tidak melihat seseorang berasal dari mana, turunan siapa dan suku tertentu, yang ada adalah lingkungan yang membentuk dirinya. Dari lingkungan seseorang belajar dan memahami apa yang dilihat dan dirasakan.
Bila
seseorang dengan lingkunganya adalah lingkungan para wirausahawan maka ia akan
cenderung bertindak dan berpikir wirausaha. Bila seseorang dengan lingkungan
akademisi makaia akan bertindak dan berfikir secara akademisi. Bila seseorang
dengan lingkungan pekerja maka ia akan cenderung bertindak dan berpikir secara
pekerja. Seseorang bisa melakukan mutasi dari lingkungan ia berada. Seseorang
dari lingkungan pekerja, ia bisa bermutasi menjadi seorang wirausahawan bila ia
berkehendak dan merubah lingkungan dimana ia berada.
3. Status Sosial Rendah
Wirausahawan kurang mendapat penghormatan dalam masyarakat. Apalagi untuk wirausahawan yang relatif masih kecil. Masyarakat kita lebih memberikan penghormatan kepada kaum pekerja yang memiliki jabatan tertentu. Masyarakat kita sangat menghargai orang yang bekerja kantoran. Seorang wirausahawan yang usahanya masih kecil sering disebut penganguran atau orang yang tidak punya pekerjaan.
Wirausahawan kurang mendapat penghormatan dalam masyarakat. Apalagi untuk wirausahawan yang relatif masih kecil. Masyarakat kita lebih memberikan penghormatan kepada kaum pekerja yang memiliki jabatan tertentu. Masyarakat kita sangat menghargai orang yang bekerja kantoran. Seorang wirausahawan yang usahanya masih kecil sering disebut penganguran atau orang yang tidak punya pekerjaan.
4. Pendidikan
Pendidikan juga menghambat berkembangnya kewirausahaan. Bagi yang berpendidikan
rendah mengatakan bahwa mana mungkin saya bisa melakukan wirausaha karena pendidikan
saya rendah. Sebaliknya orang yang berpendidikan tinggi juga mengatakan, pendidikan saya tinggi, saya harus segera berpenghasilan tinggi, mengapa saya harus melakukan kewirausahaan yang belum pasti hasilnya.
Pendidikan juga menghambat berkembangnya kewirausahaan. Bagi yang berpendidikan
rendah mengatakan bahwa mana mungkin saya bisa melakukan wirausaha karena pendidikan
saya rendah. Sebaliknya orang yang berpendidikan tinggi juga mengatakan, pendidikan saya tinggi, saya harus segera berpenghasilan tinggi, mengapa saya harus melakukan kewirausahaan yang belum pasti hasilnya.
Kewirausahaan tidak mengenal
pendidikan. Yang ada adalah kemampuan membaca peluang
usaha, kerja keras, tekun dan cerdik. Dengan kemampuan membaca peluang usaha, kerja keras,tekun dan cerdik, seorang wirausaha akan sukses.
usaha, kerja keras, tekun dan cerdik. Dengan kemampuan membaca peluang usaha, kerja keras,tekun dan cerdik, seorang wirausaha akan sukses.
5. Gender
Saat ini banyak wirausahawan yang berasal dari wanita, bukan mutlak pria. Pembatasan gender hanya ada dalam kodrat sebagai manusia. Dalam berwirausaha tidak ada perbedaan
gender.
Saat ini banyak wirausahawan yang berasal dari wanita, bukan mutlak pria. Pembatasan gender hanya ada dalam kodrat sebagai manusia. Dalam berwirausaha tidak ada perbedaan
gender.
6. Kesehatan/Kelengkapan Fisik
Kesehatan/kelengkapan fisik adalah karunia Illahi. Tetapi tidak semua orang mempunyai kesehatan dan kelengkapan fisik bukan berarti tidak bisa melakukan sesuatu apapun. Banyak usaha yang dijalankan dengan kursi roda.
Kesehatan/kelengkapan fisik adalah karunia Illahi. Tetapi tidak semua orang mempunyai kesehatan dan kelengkapan fisik bukan berarti tidak bisa melakukan sesuatu apapun. Banyak usaha yang dijalankan dengan kursi roda.
Segudang prestasi didapatkan
melalui belajar dan bekerja keras yang didorong oleh motivasi diri yang kuat
untuk meraih sukses sejak masa remaja. Bahkan, disebutkan bahwa kunci sukses keluar
dari kesulitan dan dapat memberikan pengetahuan yang lebih dalam meraih
keberhasilan usaha.
H. Keuntungan dan Kelemahan menjadi Wirausahawan
Keuntungan
menjadi wirausaha adalah:
1.
Terbuka peluang untuk mendemonstrasikan
kemampuan serta potensi seseorang secara penuh
2.
Terbuka peluang untuk mencapai tujuan
yang dikehendaki sendiri
3.
Terbuka peluang untuk mendapatkan manfaat
dan keuntungan secara maksimal
4.
Terbuka kesempatan untuk menjadi bos
5.
Terbuka peluang membantu masyarakat
dengan usaha-usaha yang konkrit.
Sedangkan kelemahannya
antara lain:
1.
Memperoleh pendapatan yang tidak pasti,
dan memikul berbagai resiko. Jika resiko ini telah diantisipasi dengan baik,
maka berarti wirausaha telah menggeser resiko tersebut.
2.
Bekerja keras dan waktu/jam kerjanya
panjang
3.
Kualitas kehidupannya masih rendah sampai
usahanya berhasil, sebab dia harus berhemat.
4.
Tanggung jawabnya sangat besar, banyak
keputusan yang harus dia buat walaupun dia kurang menguasai permasalahan yang
dihadapinya.
Jangan
mengendurkan diri melihat kelemahan wirausaha, justru hal tersebut dijadikan
sesuatu untuk memacu keberhasilan anda.
I. Kreativitas Dalam Wirausaha
Seorang wirausaha adalah seorang yang memiliki jiwa
dan kemampuan tertentu dalam berkreasi dan berinovasi. Ia adalah seseorang yang
memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability
to create the new and different) atau kemampuan kreatif dan inovatif.
Kemampuan kreatif dan inovatif tersebut secara riil tercermin dalam
kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha (start up), kemampuan untuk
mengerjakan sesuatu yang baru (creative), kemampuan untuk mencari
peluang (opportunity), keberanian untuk menanggung risiko (risk
bearing) dan kemampuan untuk mengembangkan ide. Kemauan dan kemampuan -
kemampuan tersebut diperlukan terutama untuk :
a.Melakukan proses/ teknik baru (the new technik)
b.Menghasilkan produk atau jasa baru (the new product or new service),
c.Menghasilkan nilai tambah baru (the new value added),
d.Merintis usaha baru (new businesess), yang mengacu pada pasar
e.Mengembangkan organisasi baru (the new organisaton).
Dalam berwirausaha terdapat persaingan yang ketat.
Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya
kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi
oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda
dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar. Gagasan-gagasan
yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun
waktu. Justru seringkali ide-ide jenius yang memberikan
terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh
gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.
Menurut Sumarno (1984) pengertian
kreativitas dibagi menjadi dua yakni:
a)
Kreativitas adalah kemampuan untuk
membuat kombinasi-kombinasi atau melihat hubungan-hubungan baru antara unsur,
data, variabel, yang sudah ada sebelumnya.
b)
Kreativitas adalah kemampuan seseorang
untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang
relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
Pemikiran kreatif berhubungan secara langsung dengan penambahan nilai, penciptaan
nilai, serta penemuan peluang bisnis. Pola pemikiran kreatif juga dibutuhkan
untuk menggambarkan keadaan masa depan, di mana seorang wirausaha akan
beroperasi, juga akan memberikan gambaran yang tidak dapat dihasilkan oleh
eksplorasi terhadap trend masa kini. Dalam mengelola usaha, keberhasilan
seorang wirausaha terletak pada sikap dan kemampuan berusaha, serta memiliki
semangat kerja yang tinggi. Sedangkan semangat atau etos kerja yang tinggi
seorang wirausaha itu terletak pada kreativitas dan rasa percaya pada diri
sendiri untuk maju dalam berwirausaha. Seorang wirausaha yang kreatif dapat
menciptakan hal-hal yang baru untuk mengembangkan usahanya. Kreativitas dapat
menyalurkan inspirasi dan ilham terhadap gagasan-gagasan baru untuk kemajuan dalam
bidang usahanya.
Meredith, berpendapat bahwa pola pemikiran yang
kreatif merupakan motivator yang sangat besar, karena membuat orang sangat
tertarik akan pekerjaanya. Pemikiran kreatif juga memberikan kemungkinan bagi
setiap orang untuk mencapai sesuatu tujuan. Seorang wirausaha yang kreatif akan
membuat hidup akan lebih menyenangkan, lebih menarik serta akan menyediakan
kerangka kerja dan dapat bekerjasama dengan orang lain.
Secara umum cirri – cirri pemikiran kreatif yaitu :
a. sensitif terhadap masalah-masalah,
b. mampu menghasilkan sejumlah ide besar,
c. fleksibel,
d. keaslian,
e. mau mendengarkan perasaan,
f. keterbukaan pada gejala bawah sadar,
g. mempunyai motivasi,
h. bebas dari rasa takut gagal,
i. mampu berkonsentrasi,
I. Peranan Kreativitas Dalam
Wirausaha
Mayoritas orang mengabaikan kreativitas karena dia
tidak mengetahui manfaat kreativitas tersebut. Ada beberapa contoh pentingnya kreativitas
yaitu:
1.
Dalam hidup ini tidak selalu mulus, kita
terkadang berbenturan dengan masalah, namun kita harus cepat tanggap seberapa
besar kemampuan kita untuk memecahkan masalah tersebut , dengan cara berfikir
kreatif untuk mencari ide atau jalan keluar untuk memecahkan masalah tersebut
.
2.
Dalam dunia bisnis persaingan adalah
tantangan utama yang harus di hadapi , Untuk menghadapi persaingan dibutuhkan
kreatifitas untuk menghasilkan ide - ide dan produk yang unggul dibandingkan
pesaing kita .
3.
Kreativitas dalam mencari solusi,
menghasil ide-ide terobosan, dan dalam menjalankan tugas .
4.
Orang kreatif tidak pernah menyerah dan
selalu memiliki alternatif ide untuk masalah - masalahnya .
Berdasarkan
contoh diatas maka dapat diasumsikan bahwa dalam wirausaha sangat diperlukan
kreativitas dan inovasi untuk mengembangkan ide-ide baru dalam menentukan
cara-cara baru. Kreativitas dan inovasi berbeda wilayah domain, tetapi
memiliki batasan yang tegas. Kreativitas merupakan langkah pertama menuju
inovasi yang terdiri atas berbagai tahap. Kreativitas berkaitan dengan
produksi kebaruan dan ide yang bermanfaat sedangkan inovasi berkaitan
dengan produksi atau adopsi ide yang bermanfaat dan implementasinya.
Dengan memiliki kreativitas dalam
berusaha, maka seorang wirausaha selalu memiliki terobosan baru untuk usahanya
dan memilki peluang usaha untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Jika
kreativitas dikembangkan maka usaha tersebut akan maju dan terus berkembang
sehingga tujuan perusahaan tersebut akan tercapai dengan baik. Tujuan
diperlukannya suatu kreativitas adalah memiliki keunggulan dalam suatu produk
dibandingkan dengan para pesaing. Jika suat perusahaan tidak memiliki dan
mengembangkan suatu kreativitas maka perusahaan tersebut tidak akan dapat
berkembang dan akan tertinggal oleh perusahaan-perusahaan lainnya. Untuk menang
dalam persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki kreativitas yang
tinggi. Oleh karena itu kreativitas sangat penting untuk dimiliki perusahaan
agar dapat berkembang dan maju.
Untuk menjadi kreatif,
seseorang tidak dapat melakukannya begitu saja. Ada proses yang harus dilalui. Proses
kreativitas melibatkan adanya ide-ide baru, berguna, dan tidak terduga tetapi
dapat diimplementasikan. Tahap yang biasa dilalui dalam suatu kreativitas yaitu
:
a)
Persiapan (Preparation)
Meletakkan dasar
pemikiran, mempelajari latar belakang masalah, seluk beluk dan problematikanya.
b)
Penyelidikan
(Investigation)
Melakukan penyelidikan terhadap hal-hal yang
akan dikembangkan.
c)
Transformasi
(Transformation)
Berkaitan dengan proses konversi/perubahan
dari data sumber ke data tujuan.
d)
Penetasan (Incubation)
Mengeluarkan atau
mendapatkan ide, gagasan baru, pemecahan masalah, penyelesaian, cara kerja,
jawaban baru dan lain-lain.
e)
Penerangan (Illumination)
Memberikan uraian yang
jelas pada persoalan yang ada sehingga menjadi semakin terang pokok persolan
dan pemecahannya.
f)
Pengujian (Verification)
Melakukan pengujian kecil
maupun besar dengan alat bantu uji statistik, matematik, historis, maupun
diskriptif.
g)
Implementasi
(Implementation)
Mengimplementasikan semua
yang telah diperoleh agar semakin menunjukkan hasil yang semakin baik dan
sempurna.
Dari beberapa poin di atas tentunya kreativitas itu
sangat penting dan modal utama yang harus dimiliki seorang wirausahawan .
Karena tanpa kreativitas produk yang dihasilkan akan kalah saing dan tidak
mampu bertahan untuk menghadapi persaingan pasar.
J. Strategi Kewirausahaan
Pada
umumnya perusahaan kecil yang berhasil secara berkesinambungan dan dapat
bersaing secara unggul memiliki keunggulan dalam bidang teknik, produk yang
unik, dan memiliki cakupan distribusi geografis pasar yang terbatas. Ada beberapa keputusan
strategis yang diperlukan dalam kondisi pertumbuhan, yaitu:
(1) Perubahan produk barang dan jasa. Hal mi menyangkut
pertanyaan: Produk dan jasa baru apa yang diinginkan oleh pelanggan? Apakah perubahan kebutuhan mereka dapat ditentukan?
(2) Strategi yang menyangkut penetrasi pasar, ekspansi
pasar, diversifikasi produk dan jasa, integrasi regional, atau ekspansi usaha.
Ini menyangkut pertanyaan: Bagaimana pasar dapat dicapai? Bagaimana posisi
strategis perusahaan harus diperbaiki? Peluang mana yang akan diambil?
(3) Kemampuan untuk memperoleh modal investasi dalam
rangka penelitian dan pengembangan, proses produksi dan penggantian peralatan,
dan dalam rangka penambahan sumber daya manusia. Hal mi menyangkut pertanyaan:
Berapa modal yang diperlukan untuk investasi tersebut? Dan mana sumbemya?
(4) Analisis sumber daya manusia, sehingga memiliki
keterampilan yang unik untuk mengimplementasikan strategi. Pertanyaannya
adalah: Bagaimana sumber daya manusia itu akan dikembangkan supaya perusahaan
sukses di pasar?
(5) Analisis pesaing baik yang ada maupun yang
potensial untuk memantapkan stategi bersaing. Keputusannya harus berdasarkan
perilaku, sumber daya, dan komitmen yang dimiliki pesaing di masa lalu. Apakah
pesaing akan menanggapi strategi yang kita terapkan? Kemampuan dan perencanaan
apa yang dipenlukan untuk mengantisipasi pesaing?
(6) Kemampuan untuk menopang keunggulan strategi
perusahaan dan untuk memodifikasi strategi dalam menghadapi perubahan
permintaan pelanggan dan perilaku strategi persaingan baru. Apakah perusahaan akan
selalu mempertahankan keunggulan strategi tersebut selama-lamanya?
(7) Penentuan harga barang atau
jasa untuk jangka pendek dan jangka panjang. Apakah keputusan penentuan harga
sudah dibandingkan dengan strategi lain? Apakah analisis elastisitas permintaan
untuk setiap pasar sudah dipahami?
(8) Interaksi perusahaan dengan masyarakat luas. Apakah ada aksi strategis untuk menjawab kebutuhan
masyarakat?
(9) Pengaruh pertumbuhan perusahaan yang cepat
terhadap aliran kas. Apakah pertumbuhan perusahaan menimbulkan masalah
likuiditas?
Strategi bagi Pemimpin
Pasar (Market Leader)
Apabila
perusahaan telah memiliki peluang pasar yang besar seperti pada masa
pertumbuhan, maka strateginya:
(1) Bersikap menyerang dan
agresif untuk mempertahankan pangsa pasar. Wirausaha harus siap memperbaiki
strategi bersaingnya agar tetap dapat mempertahankan reputasi terbaik di mata
pelanggan
(2) Bersikap bertahan dan tidak
terlalu agresif. Dalam posisi mi, setiap departemen secara efektif menemukan
keunggulan bersaing dan secara bertahap dapat membangun hambatan masuk ke
segmen pasar yang dipilih untuk bersaing.
(3) Tidak boleh ada anggapan bahwa perusahaan yang
berhasil tidak memiliki tantangan. Perusahaan yang pasif mempertahankan pasamya
akan selalu mengundang pesaing untuk memasuki pasar. Kegagalan dalam mempertahankan
strategi akan memperlemah perusahaan dalam menanggapi serangan dan pesaing.
Bila demikian maka, pesaing akan menjadi pemimpin pasar (market leader) yang
baru.
Strategi bagi Bukan Pemimpin Pasar
Perusahaan
yang memasuki tahap pertumbuhan yang memiliki posisi kuat (bukan market
leader) di pasar, memiliki strategi tertentu. Akan tetapi strategi mi bukan
untuk bersaing dengan market leader. Strategi mi dilakukan dengan cara:
(1) Secara agresif menggunakan kompetensi terbaiknya
untuk meraih peluang pasar sehingga tidak tertandingi oleh pesaing. Wirausaha
harus memposisikan dirinya dalam segmen pasar kecil sebagai pemain yang paling
dominan. Wirausaha membangun dan mempertahankan hubungan secara terbuka dengan
para pelanggannya. Dalam ha! i, wirausaha jarang mengabaikan peluang dan selalu
memperkuat hubungan melalui pelayanan yang istimewa dan atas kebutuhan
pelanggan.
(2) Mengembangkan strategi sebagaifollower leader.
Dalam kondisi ekonomi yang baik, perusahaan yang mengikuti strategi mi
bisa berhasil. Ancaman untuk strategi mi adalahjika pelanggan tidak lagi
memandang perusahaan pemasok sebagai pilihan pertama. Selain itu, pasar dengan
produk danjasa sejenis (undifferentiated), bukanlah pasar yang menarik
untuk persaingan.
Strategi
yang Lain
Banyak
strategi yang dilakukan wirausaha pada tahap pertumbuhan, di antaranya:
(1) Pertahanan bersaing. Agar tetap dapat bersamg,
maka pengembangan produk dan perluasan pelayanan perusahaan harus selalu
dinamis dan memposisikan perusahaan dalam keadaan kritis.
Perusahaan harus selalu inovatif dan memperbaiki
keberhasilannya di masa lalu atau memperbaiki produk yang pertama kali
dihasilkannya, sebab jika tidak akan ditinggalkan oleh pasar.
(2) Mencoba untuk produk yang menjadi “pemukul besar (big
hitter)”, dan tidak berkonsentrasi pada perbaikan keberhasilan produk yang
sudah ada. Keberhasilan perusahaan seperti 3M (Man, Material, Market) tetap mendominasi
posisi pasar melalui pengenalan produk baru secara berkesinambungan.
(3) Mengambil langkah positif dan proaktif untuk
menguasai manajer kunci dan ahli teknik profesional yang selalu diikutsertakan
dalam pembentukan keberhasilan perusahaan. Sangatlah tidak mudah untuk
menempatkan kembali kemampuan individual yang cakap. Oleh sebab itu,
kehilangan seseorang yang cakap dan dianggap kunci dapat menghancurkan
keunggulan perusahaan dalam persaingan.
J. Jenis Jenis Wirausaha
Wirausaha
dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu founders, general
managers dan franchisee.
a) Founders (pendiri perusahaan)---Seorang
Founders sering dianggap sebagai wirausaha murni, karena mereka secara
nyata melakukan survei pasar, mencari dana, dan fasilitas yang diperlukan. Founders
yaitu seorang investor yang memulai bisnis berdasarkan penemuan barang
atau jasa baru atau yang sudah diimprovisasi. Atau dapat juga seseorang yang
mengembangkan ide orang lain dalam memulai usahanya.
b) General Managers—yaitu seseorang yang mengepalai
operasional perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.
c) Franchisee---yaitu seorang wirausaha yang kekuasaannya
dibatasi oleh hubungan kontrak kerja dengan organisasi pemberi franchise atau
franchisor. Tingkatan dalam sistem franchise terdiri atas tiga bentuk.
Pertama produsen (franchisor) memberikan franchise kepada penjual. Sistem ini
umumnya digunakan di dalam industri minuman dingin. Tipe kedua penjualnya
adalah franchisor, contohnya pada supermarket. Tipe ketiga, franchisor sebagai
pencipta atau produsen, sedangkan franchise adalah pendiri retail seperti
restoran cepat saji.
Ada dua pola wirausaha
yang disarankan oleh Norman R.Smith dalam Longenecker (2001), yaitu wirausaha
artisan dan oportunistis. Wirausaha Artisan adalah seseorang
yang memulai bisnisnya dengan keahlian teknis sebagai modal utama dan sedikit
pengetahuan bisnis. Karakteristik dari seorang wirausaha artisan antara lain:
·
Bersikap kekeluargaan, mereka
memimpin bisnisnya seperti memimpin keluarganya
·
Enggan mendelegasikan wewenang
·
Menggunakan sedikit (satu atau
dua) sumber modal dalam mendirikan perusahaannya
·
Membatasi strategi pemasaran pada
komponen harga secara tradisional, kualitas dan reputasi perusahaan
·
Usaha penjualannya dilakukan
secara tradisional
·
Orientasi waktu mereka singkat
dengan sedikit perencanaan untuk pertumbuhan atau perubahan di masa mendatang
Sedangkan
Wirausaha Oportunistis yaitu seseorang yang memulai suatu
bisnisnya dengan keahlian manajemen yang rumit dan pengetahuan teknis.
Bagaimana
caranya memulai suatu usaha? Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan
seseorang bila ingin memulai sebuah bisnisnya sendiri, yaitu: fokus pada apa
yang akan dilakukan, melakukan business plan, menciptakan image yang
jelas atas produk yang dihasilkan, melakukan survei atas kebutuhan dan
permintaan pasar, melindungi hak cipta, berpikir positif tentang bisnisnya,
berpikir terbuka atas ide-ide baru, menciptakan strategi pemasaran yang tepat,
menentukan harga yang tepat, merencanakan masa depan perusahaan dengan jelas.
K. Berwirausaha Home Industri.
Home berarti rumah, tempat tinggal, ataupun kampung halaman. Sedang Industry, dapat diartikan sebagai kerajinan, usaha produk barang dan ataupun perusahaan. Singkatnya, Home Industry (atau biasanya ditulis/dieja dengan “Home Industri“) adalah rumah usaha produk barang atau juga perusahaan kecil. Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis kegiatan ekonomi ini dipusatkan di rumah.
Pada umumnya, pelaku kegiatan ekonomi yang berbasis di rumah ini adalah keluarga itu sendiri ataupun salah satu dari anggota keluarga yang berdomisili di tempat tinggalnya itu dengan mengajak beberapa orang di sekitarnya sebagai karyawannya. Meskipun dalam skala yang tidak terlalu besar, namun kegiatan ekonomi ini secara tidak langsung membuka lapangan pekerjaan untuk sanak saudara ataupun tetangga di kampung halamannya. Dengan begitu, usaha perusahaan kecil ini otomatis dapat membantu program pemerintah dalam upaya mengurangi angka pengangguran. Lagi, jumlah penduduk miskinpun akan berangsur
Berikut beberapa keuntungan dan kerugian dalam menjalankan Home industri :Keuntungan :
- Biaya pendirian akan lebih kecil.
- Menjalankan usaha akan lebih rendah karena akan menggunakan ruang dan barang-barang sendiri.
- Jarak bepergian akan lebih pendek.
- Jika aspek lokasi tidak penting anda bisa tinggal dimana saja dan tetap menjalankan usaha.
- Anda memiliki waktu yang lebih fleksibel dalam penjadwalan, jika bisnis anda bisa dilakukan ditemapat yang nyaman atau pada waktu di luar jam kerja umumnya.
Kerugian
:
1. Di sisi lain, anda akan menghadapi gangguan dengan banyak selaan dari
anggota keluarga, tetangga, salesmen, dll.
2. Anda akan mempunyai masalah dalam menarik pegawai yang berpengalaman.
3. Anda memiliki keterbatasan berhubungan dengan supplier.
4. Anda memiliki sebuah masalah citra.
5. Anda akan memiliki keterbatasan ruang jika anda berkembang.